Merasa Salah Jurusan?
Banyak mahasiswa baru menyadari bahwa mereka salah ambil jurusan di bangku kuliah. Irene Guntur, seorang ahli Educational Psichologist dari Integrity Development Flexibility (IDF), mengatakan bahwa 87% mahasiswa di Indonesia mengaku salah jurusan pada tahun 2021. Parahnya mereka mulai menyadari saat menjadi mahasiswa semester akhir.
Tentunya hal tersebut berdampak pada perasaan khawatir akan ketidakmampuan diri untuk survive saat memasuki dunia kerja. Jika kamu mengalami hal yang sama, jangan ragu utuk swicth career, dalam artian pindahnya seseorang dari bidang kerja satu ke bidang kerja yang lain.
Salah satu rekomendasi switch career yang cukup mudah dan terjangkau adalah berkaitan dengan digital. Kenapa harus switch career ke bidang digital? Karena peluang kerja dalam bidang digital itu banyak dan luas. Kabar baiknya beberapa pekerjaan di bidang digital tidak harus memiliki background pendidikan yang khusus. Terlebih memasuki era digitalisasi saat ini generasi Z sudah cukup akrab dengan tekonlogi.
Di media sosial juga sudah banyak platform penyedia jasa pelatihan dan kursus yang berkaitan dengan digital skill, dengan spesialisasi tersendiri tentunya. Jika kamu masih menjadi mahasiswa yang merasa salah jurusan, mengasah kemampuan dalam bidang digital sambil berkuliah bukanlah opsi yang buruk.
Namun, jika kamu adalah fresh graduate yang masih bingung mau kerja apa dan tidak memiliki keahlian apapun, jangan ragu untuk mengambil opsi tersebut. Kamu bisa ambil jeda waktu 3–6 bulan atau bahkan satu tahun, untuk mendalami satu atau dua digital skill sekaligus.
Bukannya kerja di bidang digital itu rumit dan berat, ya? Harus jago ngoding, paham bahasa pemrograman, dan lain-lain.
Iya, berat. Kalau itu bidang digital seperti Big Data Specialist, Programer, AI & Machine Learning Sepacialist dan sejenisnya.
Karena itu, berikut telah kami rangkum rekomendasi digital skill yang cocok buat kamu yang salah jurusan, tapi cukup mudah dipelajari tanpa harus memiliki background pendidikan khusus.
1. Content Writing atau Copywriting? Keduanya Khusus untuk yang Suka Nulis
Profesi content writer dan copywriter sama-sama berkaitan dengan menulis konten untuk media digital maupun cetak. Sekilas terlihat mirip, namun yang membedakan keduanya adalah terletak pada tujuan dari penulisan.
Secara umum content writer membuat tulisan untuk memberikan informasi dan edukasi yang bersifat engaging. Sedangkan copywriter membuat tulisan untuk mempengaruhi konsumen/audience melakukan tindakan yang diinginkan (membeli produk, misalnya).
Jika kamu jadi seorang content writer/copywriter biasanya kamu bakal diberi tanggung jawab untuk membuat konten yang menarik dan sesuai dengan target audiens dari klien atau perusahaan yang menyewa jasamu. Untuk membuat konten yang sesuai, kamu juga harus mampu melakukan riset, analisis, dan evaluasi terhadap konten yang kamu buat.
Perlu kamu ketahui bahwa ada beberapa jenis konten yang bisa dibuat berdasarkan pada fokusnya. Berikut beberapa contoh konten yang bakal sering kamu jumpai:
- SEO (Search Engine Optimization): membuat konten untuk website dengan menggunakan kata kunci yang dapat meningkatkan peringkat konten di mesin pencari seperti Google, Bing dan lainnya.
- Web content: Menulis konten untuk website depan, seperti halaman utama, halaman produk, halaman layanan, halaman tentang kami, dan lain-lain.
- Blog content: Menulis konten untuk blog, seperti artikel, tutorial, review, opini, jurnalitsik dan lain-lain.
- Social media content: fokus pada menulis konten untuk sosial media, seperti post, caption, dan story.
- Marketing content: Menulis konten untuk keperluan pemasaran, seperti iklan, slogan, brosur, email, dan lain-lain.
Jika kamu memiliki ketertarikan dalam menulis, lebih baik pelajari keduanya baik content writing maupun copywriting. Kenapa begitu? Karena seringkali klien atau perusahaan membutuhkan seorang content writer yang juga harus bisa membuat copywriting.
2. Desiain Grafis, Imajinasi Visualmu akan Tersalurkan!
Jika content writer menyalurkan pesan dan berkomunikasi dengan audiens melalui tulisan, maka seorang desainer grafis melakukannya melalui sebuah gambar. Ya, tujuan akhir dari pekerjaan desain grafis adalah gambar.
Seorang desainer grafis bertanggung jawab untuk merancang dan menciptakan konsep visual secara manual atau bisa menggunakan software komputer. Jadi pastikan kamu memiliki komputer yang mumpuni dan mampu mengoperasikan software untuk mendukung desainmu seperti Adobe Photoshop, Adobe Illustrator, Adobe InDesign dan lainnya.
Sama seperti content writing, ada beberapa jenis produk desain grafis berdasarkan pada fokus dan spesialisasinya. Berikut beberapa contohnya:
- Web graphic design: Merancang tampilan untuk website menggunakan desain grafis dan alat desain lainnya.
- Marketing graphic design: Merancang konten visual untuk keperluan pemasaran, seperti iklan, slogan, flyer, brosur, dan sejenisnya.
- Branding graphic design: Membangun identitas dan citra sebuah merek, seperti logo perusahaan.
- Editorial graphic design: Merancang tata letak konten untuk media cetak, seperti buku, majalah, koran dan sejenisnya.
- Packaging graphic design: merancang desain kemasan produk, seperti label, botol, dan boks.
- Illustration graphic design: Merancang konten yang bersifat artistik, seperti gambar, ikon, sketsa, dan lain-lain.
- Motion graphic design: merancang konten yang bersifat dinamis, seperti animasi, video, gif, dan sejenisnya.
Bagi kamu yang memiliki kemauan kuat dan kemampuan dasar menggambar, kamu bisa memilih bidang ini untuk tujuan karirmu kedepannya. Banyak perusahaan yang membutuhkan desainer grafis untuk mengelola postingan sosial media dan website mereka.
3. Video Editing, Kreasikan Video Menarik dengan Skillmu!
Profesi editor video adalah profesi yang berkaitan dengan kegiatan mengedit atau memodifikasi video dari berbagai sumber, menjadi satu kesatuan video yang lebih menarik, sesuai, dan berkualitas.
Jika kamu ingn menjadi editor video, kamu bakal bertanggung jawab untuk mengolah bahan-bahan visual menjadi sebuah karya yang sesuai dengan tema, tujuan, dan target audiens yang diinginkan.
Dalam pembuatan video kamu hal pertama yang perlu kamu ketahui adalah jenis video apa yang akan kamu buat. Apakah video untuk YouTube, TV atau platform lain. Kemudian kamu harus memahami alur cerita dari video yang bakal dibuat, sehingga bisa memilih bagian video mana yang perlu dimasukkan atau dipoting.
Profesi ini seringnya menggunakan software yang cukup berat. Jadi pastikan kamu memiliki komputer yang mumpuni untuk mengoperasikan aplikasi edit video seperti Magisto, Filmorago, VQuick, Adobe Premiere Clip, dan Videoshop Editor.
Ingat, tidak hanya asal memotong bagian video dan merangkumnya menjadi satu saja. Hasil videomu bergantung bagaimana kamu memodifikasi color grading, efek, kontras, dan sejenisnya menjadi kombiniasi dengan komposisi yang pas. Di sisi lain, keterampilan dalam mengatur sound efect dan transisi sangat mempengaruhi kesan dari audiens.
Terakhir, keterampilan komunikasi yang efektif wajib dimiliki oleh seorang editor video. Bukan tanpa alasan, sebab selama bekerja kamu akan berkoordinasi dengan klien atau orang-orang terkait (penulis naskah, sutradara, atau produser), dan kamu harus mengerti konsep video seperti apa yang diinginkan.
4. Digital Marketing, Jadilah Pemasar Handal di Era Digital!
Sederhananya begini, digital marketing ini adalah proses atau tindakan menjual sebuah produk dan jasa dengan memanfaatkan saluran internet berbasis digital (media sosial, website, dll). Dengan digital marketing ini jangkauan audiens akan jauh lebih mudah, cepat, efektif, dan efisien.
Jika kamu tertari menjadi digital marketer, kamu bakal bertanggung jawab untuk mem-branding produk, meningkatkan brand awareness, traffict web, dan visibilitas perusahaan.
Bagaiaman caranya? Sebenarnya tugas digital marketer itu sangat luas bahkan bisa terspesialisasi sendiri-sendiri. Namun secara umum Seorang digital marketer harus merencanakan, mengukur, dan melaksanakan strategi digital marketing, dengan memaksimalkan berbagai saluran digital yang ada saat ini.
Namun untuk lebih detailnya, berikut ada beberapa jenis bidang yang menjadi fokus dalam digital marketing:
- SEO (Search Engine Optimization) Specialist: Mengoptimalkan website atau konten agar mendapatkan peringkat yang tinggi di mesin pencari, seperti Google, Bing, dan Yahoo.
- SEM (Search Engine Marketing) Specialist: Mengelola dan mengoptimalkan kampanye iklan berbayar di mesin pencari, seperti Google Ads, YouTube Ads, Instagrm Ads, dan Facebook Ads.
- SMM (Social Media Marketing) Specialist: Mengelola dan mengoptimalkan kampanye pemasaran di media sosial Facebook dan Instagram.
- Email Marketing Specialist: Mengelola dan mengoptimalkan kampanye pemasaran melalui email, seperti membuat daftar email, menulis email, mengirim email, dan mengukur respons email.
- Video Marketing Specialist: Mengelola dan mengoptimalkan kampanye pemasaran melalui video, seperti membuat video, mengedit video, mendistribusikan video, dan mengukur respons video.
Dengan menguasai keterampilan digital marketing ini kamu bisa berkontribusi bagi penjualan produk perusahaan atau meningkatkan penjualan perodukmu sendiri.
Semua jenis digital skill di atas bisa kamu pelajari lebih dalam melalui kursus atau pelatihan secara online yang tersebar di berbagai platform media sosial. Tidak menutup kemungkinan kamu juga bisa belajar secara otodidak hanya melihat tutorial materinya di YouTube.
Meski begitu, keberhasilan kamu switch career ke bidang digital di atas, bergantung dari kesungguhan dan jam terbangmu. Jangan malas untuk terus berlatih dan belajar, karena hanya dengan memperbanyak praktiklah yang akan membuatmu menjadi ahli di bidangnya.