Dulu Googling, Sekarang ChatGPT-an? Ini Alasan Kenapa Netizen Mager Buka Banyak Tab
Siapa yang relate?
“Dulu kalau nyari info, langsung Google. Sekarang mah tanya ke ChatGPT, lebih cepet, lebih chill.”
Tren ini bukan asumsi doang, tapi realita baru di dunia digital. Orang-orang mulai shifting dari searching, jadi asking.
Bukan cuma Gen Z yang udah males buka 5 tab Chrome, bahkan emak-emak di grup WhatsApp pun mulai nanya:
“ChatGPT, bikinin menu sehat buat anak dong.”
Yuk kita bedah pelan-pelan: kenapa sih sekarang orang lebih suka tanya ke AI ketimbang Googling?
Googling: Dulu Rajanya, Sekarang Sering Jadi Plan B
Google itu kaya encyclopedia of everything. Tapi kadang, hasil pencarian malah bikin kita bingung:
- Kebanyakan pilihan, sampe gak tahu mana yang valid
- Harus buka banyak link yang belum tentu jawab pertanyaan
- Artikel panjang, tapi isinya muter-muter kayak mantan yang gak move on
- Belum lagi pop up iklan yang selalu berseliweran dang ganggu banget
Akhirnya, kita malah cari di YouTube, atau… ya itu tadi, nanya ke ChatGPT.
ChatGPT: Si Temen Chat Serba Bisa
Beda dengan Google yang kasih list link, ChatGPT kasih kita jawaban langsung. Bahkan bisa diajak:
- Diskusi
- Tanya lanjutan
- Suruh bikin caption, script, sampai daftar belanja mingguan
Dan yang paling penting… jawabannya nggak ngambang. Langsung to the point, kayak senior HR pas interview.
Pergeseran Perilaku User = Alarm Buat Para Marketer
Kalau kamu main di dunia digital marketing, ini red flag tapi juga opportunity. Karena:
- Pengguna makin suka konten yang percakapan, bukan artikel formal kaku
- SEO tetap penting, tapi gaya bahasa harus lebih human
- Harus siap beradaptasi dengan AI, bukan takut saingan
Contohnya:
Daripada bikin artikel panjang tentang “Tips Menurunkan Berat Badan”, mending bahas:
“Gimana caranya nurunin berat badan tanpa harus ngucapin selamat tinggal ke nasi padang?”
See the difference? Lebih ngobrol, lebih relatable, dan AI-friendly.
ChatGPT Bukan Kompetitor, Tapi Partner Baru
Gini deh, Google itu kayak perpustakaan besar. ChatGPT itu kayak temen pinter yang udah baca semua bukunya, terus ngerangkum buat kita.
Jadi daripada musuhan, mending kerja bareng.
Sebagai digital marketer, kamu bisa pakai ChatGPT buat:
- Brainstorm konten
- Riset cepat
- Optimasi copy
- Bikin draft campaign
Tapi tetap, human touch is irreplaceable.
Insight Penting Buat Kamu yang Melek Digital
✅ Buat konten yang punya niat bantu, bukan sekadar nangkring di page one
✅ Jangan takut trial AI tools — coba, evaluasi, scale up
✅ Human + AI = the winning combo
Kesimpulan: Mau Tetap Googling? Boleh. Tapi Jangan Ketinggalan Gerbong AI
Perubahan ini bukan tentang siapa yang menang, tapi siapa yang lebih adaptif.
Kalau dulu “Googling is the new skill”, sekarang skill barunya adalah ngobrol sama AI dengan benar.
Dan kalau kamu marketer yang bisa gabungin strategi SEO + conversational AI, kamu gak cuma ikut tren. Kamu bakal jadi yang bikin tren-nya.
So…
Next time lo bingung cari ide campaign, coba deh:
“ChatGPT, bantuin gue brainstorming ide buat brand fashion muslim urban, tone-nya soft tapi ngena ya.”
Cobain aja, seriusan.
Kalau kamu suka artikel ini, feel free buat kasih claps atau share ke temen-temen yang masih stuck ngulik keyword 3 jam tapi belum nemu judul blognya 😅